Sabtu, 10 September 2011

Kesucian Jiwa dan Kesuksesan


Setelah kita melatih diri berpuasa selama sebulan dan bermaafan di Idul Fitri, tentu jiwa kita akan menjadi lega, lapang dan bersih seperti bayi yang baru lahir. Dengan puasa selama sebulan tentunya jiwa kita akan menjadi peka terhadap penderitaan orang lain. Dengan zakat jiwa kita dilatih untuk menjadi dermawan.

Dengan proses latihan itu diharapkan jiwa kita mengalami perubahan ke arah yang positif sebagaimana yg diharapkan nurani setiap manusia. Tentu pasca Ramadhan dan Idul Fitri kita akan diuji oleh bermacam-macam tantangan yang akan merusak jiwa. Karena itu, kita mesti mewaspadai setiap gerak dan langkah kita. 

Allah swt mengingatkan kita:
“Hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok…”  (Al-Hasyr: 18). Kita mesti banyak mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa masa lalu. Yang baik, kita tingkatkan, yang buruk kita tinggalkan.

KUNCI SUKSES
Sejatinya kesuksesan manusia berada pada pikiran, hati, dan langkah. Menguatkan keyakinan, istiqamah pada bidang yang ditekuni, sambil meningkatkan ilmu pada bidangnya.

Jiwa yang dermawan akan mengalirkan energi yang kuat untuk meraih kesuksesan pada apa yang diharapkan. Seperti kendaraan yang komponen mesinnya telah dibenahi dan dibersihkan selama sebulan lalu diisi dengan bahan bakar yang energi kuat tentu laju kendaraan itu jauh lebih bagus dan stabil dibandingkan sebelumnya yang penuh dengan karat-karat besi dan bahan bakarnya penuh dengan kotoran.

JIWA YANG BERSIH MEMPERMUDAH REJEKI
Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: Orang yang jujur lisannya, amalnya akan berkembang. Orang yang baik niatnya, rizkinya akan ditambah. Orang yang berbakti pada keluarganya, akan ditambah umurnya. (Tuhaful ‘Uqul: 295)

Suatu hal tak dapat dibantah, jiwa yang bersih tentu dicintai Allah dan disukai manusia. Semakin banyak sahabat dan relasi akan semakin banyak pintu rejeki yang terbuka. Inilah alasan rasional dan factualnya. 

PERANAN DOA
Sebagaimana dinyatakan secara berulang-ulang oleh Nabi saw bahwa doa merupakan senjata yang ampuh. Energi yang sangat kuat untuk menembus hijab-hijab penghalang, dan mengetuk hati manusia.

Tentu semua itu sangat bergantung pada tiga hal: Keyakinan yang kuat, istiqamah, dan selalu meningkatkan dan mengupdate ilmu pada bidangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar