Meski kebanyakan orang tak berpikir
penyakit jantung sebagai bagian risiko dari pekerjaan, beberapa
karakteristik tertentu dari pekerjaan mungkin dapat meningkatkan risiko
serangan jantung dan masalah lainnya. Beberapa faktor yang berhubungan
dengan pekerjaan, seperti duduk berjam-jam, stres, jam kerja tidak
teratur, dan paparan bahan kimia tertentu atau polusi juga bisa
membahayakan jantung Anda.
Ada beberapa tipe dan
karakteristik pekerjaan yang sebenarnya mungkin dapat meningkatkan
risiko seseorang terkena serangan jantung. Pekerjaan apa saja itu?
Berikut adalah penjabarannya :
1. Terlalu lama duduk
Orang yang sifat pekejaannya
selalu menetap (minim aktivitas fisik) memiliki risiko lebih tinggi
terkena masalah jantung daripada mereka yang pekerjaannya lebih aktif,
kata Dr Martha Grogan, seorang ahli jantung dari Mayo Clinic, Rochester,
Minnesotta.
Grogan mengatakan, tidak
diketahui secara pasti mengapa hal ini bisa terjadi. Tetapi menurutnya,
terlalu berlama-lama duduk dapat menyebabkan penurunan sensitivitas
insulin dan enzim yang biasanya memecah lemak. Sebagai antisipasinya,
Anda bisa berdiri dan berjalan-jalan sekali-sekali di tengah kesibukan
pekerajaan Anda.
2. Polisi dan pemadam kebakaran
Penggabungan antara jenis
pekerjaan yang cenderung tidak aktif dan memiliki tingkat stres tinggi -
seperti melawan tindak kejahatan atau pemadam kebakaran - tidak bagus
untuk kesehatan jantung. Sekitar 22 persen kematian pada polisi dan 45
persen pada petugas pemadam kebakaran kebanyak disebabkan karena
penyakit jantung dibandingkan 15 persen jenis pekerjaan lainnya.
Bekerja berjam-jam, shift (jaga)
malam, makan yang tidak sehat di tempat kerja, stres, paparan karbon
monoksida atau polusi, serta faktor risiko lain, seperti hipertensi
mungkin memainkan peran penting terhadap berkembangnya penyakit jantung.
Jika Anda tidak dapat mengubah pekerjaan Anda, setidaknya Anda bisa
melakukan perubahan dengan fokus pada hal-hal seperti makan sehat,
olahraga, dan menurunkan tekanan darah - yang dapat Anda kendalikan.
3. Pengendara bus
Sopir bus lebih mungkin untuk
mengalami hipertensi dibandingkan dengan pekerja lainnya, jelas Dr Peter
L. Schnall, profesor kedokteran dari University of California, Irvine.
Menurut Schnall, sopir bus berisiko mengalami tekanan dan stres saat
melakukan pekerjaannya karena mereka membutuhkan kewaspadaan untuk
menghindari kecelakaan dan menjaga penumpang tetap aman.
Namun,
meskipun Anda tidak dapat mengontrol stres atau polusi, Anda dapat
mengatasi faktor-faktor risiko lainnya. Sebuah riset menunjukkan, 56
persen dari para sopir bus di Taipei telah didiagnosa hipertensi jika
dibandingkan dengan 31 persen jenis pekerjaan lainnya. Mereka juga
memiliki kolesterol tinggi, berat badan, trigliserida, dan penyakit
jantung.
4. Pekerja shift
Pergeseran jadwal atau berganti
shift malam umum terjadi di kalangan tenaga kesehatan seperti dokter,
perawat, dan lainnya. Orang-orang pada kelompok ini biasanya memiliki
risiko lebih tinggi penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Bekerja shift
sendiri dapat mengganggu irama sirkadian dan jam tidur seseorang yang
memainkan peran penting dalam menjaga gula darah, tekanan darah, dan
regulasi insulin. Tapi gaya hidup yang tidak sehat juga dapat menjadi
faktor pemicu.
Pekerja shift
malam tampaknya lebih mungkin untuk merokok, kata Dr Nieca Goldberg,
direktur medis dari Joan H. Tisch Center for Women Health di NYU Langone
Medical Center di New York City. Sementara itu durasi tidur yang pendek
telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih besar.
5. Bartender
Banyak negara-negara bagian dan
kota-kota di Amerika Serikat sudah memiliki undang-undang larangan
merokok di restoran dan bar. Namun bartender yang bekerja di
tempat-tempat yang tidak memiliki peraturan seperti itu memiliki risiko
lebih besar untuk secara sengaja menghisap asap tembakau.
"Sudah jelas menunjukkan bahwa asap rokok secara signifikan meningkatkan risiko serangan jantung," kata Dr Grogan.
6. Pekerja terowongan
Sebuah studi pada 1988 yang
melibatkan lebih dari 5.000 pekerja terowongan di New York City
menemukan bahwa orang yang pernah bekerja di terowongan transportasi
memiliki peningkatan risiko kematian terkait jantung sebesar 35 persen
ketimbang populasi umum.
"Ini intuitif. Para pekerja ini
biasanya lebih berisiko terpapar tingkat yang lebih tinggi karbon
monoksida dibandingkan dengan pekerja jembatan," kata Dr Mauro Moscucci,
kepala divisi kardiovaskular dari University of Miami Miller School of
Medicine. Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan polusi udara dapat
meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
7. Pekerja pabrik
Orang yang bekerja di pabrik
atau pekerjaan yang sangat menuntut kuota namun tendah tingkat
pengawasan atau kontrol dari pekerjaan, juga dianggap berada pada
kelompok yang berisiko tinggi penyakit jantung. "Bekerja di luar
kemampuan adalah sebuah stressor yang dapat mengarah ke penyakit
jantung," kata Dr Moscucci.
Sebuah penelitian dalam The
Landmark Whitehall di mana melibatkan hampir 11.000 pegawai sipil
Inggris menemukan bahwa pria dan wanita dengan kontrol pekerjaan rendah
memiliki dua kali lipat mendapatkan penyakit jantung. Hal yang sama
berlaku pula pada pekerja yang mendapat kontrol lebih besar.
8. Bekerja 11 jam lebih
Karyawan yang bekerja selama
berjam-jam juga berisiko lebih tinggi. "Kami mengetahui ada hubungan
antara beban kerja dan penyakit arteri koroner," kata Dr Schnall.
Studi
Whitehall juga menemukan adanya peningkatan kasus penyakit jantung
koroner (67 persen) pada pegawai negeri Inggris yang bekerja 11 jam atau
lebih dalam sehari dibandingkan dengan mereka yang hanya bekerja 7
sampai 8 jam. Jika Anda tidak dapat mengurangi jam kerja, Anda dapat
fokus pada faktor-faktor risiko lain yang dapat Anda kontrol seperti
makan banyak buah dan sayuran, cukup tidur, dan melakukan aktivitas
fisik selama beberapa minggu.
9. Pekerjaan tanpa asuransi kesehatan
Sekitar
50 juta orang Amerika Serikat, atau 1 dari 6 orang, tidak diasuransikan
pada tahun 2010. Kurangnya asuransi kesehatan telah dikaitkan dengan
buruknya kondisi kesehatan pada umumnya dan kesehatan jantung pada
khususnya. Riset pada 2007 dalam Journal of American Medical Association
menemukan, ada perbaikan tingkat kesehatan pada orang dewasa yang
mendapat asuransi setelah sebelumnya mereka tidak diasuransikan.
10. Kehilangan pekerjaan
Meskipun ini tidak terkait
antara jenis pekerjaan dan risiko serangan jantung, tetapi kehilangan
pekerjaan juga bisa membahayakan kesehatan jantung. Riset menunjukkan,
pekerja berusia lebih tua yang kehilangan pekerjaan bukan karena
kesalahan mereka sendiri (misalnya, kantor atau pabrik bangkrut dan
bukan karena masalah kesehatan) memiliki risiko dua kali lipat menderita
stroke.
Bahkan sebuah studi dari ilmuwan
Harvard pada 2009 menemukan, orang yang kehilangan pekerjaan mereka
lebih mungkin untuk mengembangkan masalah baru, seperti tekanan darah
tinggi, diabetes, dan penyakit jantung di kemudian hari.