Jumat, 05 Juni 2015

Negeri ini kian menjadi jadi

Negeri ini kian menjadi jadi ...
Tagline di atas sangatlah cocok untuk menggambarkan betapa carut marutnya negeriku saat ini .... Entah mengapa seakan mengalami kekolosalan hidup dengan drama intrik yang tak kunjung selesai dan diperparah dengan pemain wayang yang amatiran ....
Sebelumnya, aku mohon maaf apabila sebagian rakyat indonesia ada yang tersinggung atau bahkan tidak sama sekali malah membenarkan. Tentunya ini tidak terlepas dari persepsiku pribadi sebagai masyarakat indonesia yang kecewa. Bukan kecewa karena ikut ikutan politik kacangan yang menyebabkan presiden dan wapres terpilih yang sebagian besar masyarakatnya menganggap salah pilih ... Tapi lebih kepada kecewa karena mental ... Mentalnya para penduduk indonesia termasuk bisa jadi aku.
Banyak peristiwa yang menghiasi layar kaca baik dalam dan luar negeri, tapi tentunya dalam negeri paling mencolok karena sepanjang berita, bukan prestasi yg menonjol melainkan kegaduhan disana sini.
Semisal di bidang ekonomi ... Dolar merajai perekonomian, serasa rupiah makin terinjak dibawah, bayangkan 13 ribu lebih. Belum lagi masalah impor bahan pangan yang semakin mencekik para petani kecil. Masuknya beras plastik ke Indonesia tentu bukan dilihat dari masalah plastiknya, tapi masalah impornya itu .. Garam impor, kedelai impor, gula impor dan lain sebagainya impor. Apakah separah itu perekonomian indonesia, masak petani yang begitu banyak tidak sanggup untuk memenuhi kebutuhan rakyat indonesia.
Di bidang pendidikan ... Kasus ijazah palsu dan jual beli ijazah telah mencoreng pendidikan indonesia. Nilai kejujuran yang seharusnya ditanamkan dalam bidang pendidikan nyatanya mengalami ketumpulan. Dimulai dari kebocoran naskah UN walaupun sudah CBT, bahkan sumber kebocoran justru dari Peruri.
Di bidang hukum ... Jual beli kasus terjadi, dalam lapas pun narkoba bisa dikendalikan dan disetir oleh napi dari balik jeruji penjara. Kasus korupsi kian meningkat bahkan yang terbaru Dahlan Iskan yang selama ini di elu elukan oleh penggemarnya, justru jadi tersangka. Kasus penculikan anak dan masih banyak lagi belum tertuntaskan.
Di bidang politik ... Perpecahan kongsi partai, rebutan kekuasaan, partai tandingan bahkan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif saling bertubrukan, tunjuk sana tunjuk sini saling sikut. Bahkan menggunakan celah celah tata perundangan supaya menjatuhkan yang lain.
Di bidang sosial ... Tatanan sosial masyarakat juga sudah mulai rusak. Free sex dan narkoba menghantui generasi penerus bangsa. Akhlaq mulai meredup. Kelaparan dan pengangguran meningkat, kriminalitas tidak bisa terelakkan. Banyak orang tua yg menelantarkan anaknya dan banyak pula anak memenjarakan orang tuanya.
Di bidang pertahanan dan keamanan ... Katanya NKRI harga mati, namun sayup sayup terdengar bahwa Sabang akan memisahkan diri dari Indonesia sebagai ibu pertiwi. Belum lagi rentannya indonesia dimasuki negara lain yang justru bisa membahayakan kedaulatan indonesia sebagai negara. Peningkatan Alutsista yang tidak diimbangi semangat mempertahankan NKRI sebagai negara kesatuan, dan tidak diimbangi SDM yang mumpuni.
Di bidang budaya ... Terkontaminasinya budaya timur oleh budaya barat yang merusak bahkan tidak sedikit dari budaya merusak tersebut justru dimaklumi keberadaannya di Indonesia. Banyak duplikasi budaya dan pengakuan negara lain atas budaya asli indonesia, namun indonesia hanya diam saja.
Di bidang pembangunan ... Infrastruktur indonesia masih kalah dengan negara lain. Walaupun saat ini sedang getol getolnya membangun. Entah, kapan selesai dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Konsep MRT dan Monorel gagal begitupun juga kereta cepat surabaya jakarta ataupun pelabuhan internasional. Masih sangat lamban dari yang dibayangkan dan yang direncanakan.
Di bidang kesehatan ... Banyak dokter palsu, mafia obat, BPJS ditolak Rumkit, Calo kesehatan, dll.
SEPARAH ITUKAH INDONESIA KITA ???
SAMPAI KAPAN AKAN TERUS BEGINI ???
NEGERI KITA YANG SEMAKIN MENJADI JADI ???
pertanyaan di atas tentunya hanya kita sebagai warga negara indonesia yang mampu menjawabnya ...
Saya ingatkan lagi ... Bahwa bukan salah presidennya ... Tapi salah kita.
Bukan maksud saya membela presiden tetapi siapapun presidennya, kalo kita tetap seperti ini, mental kita tetap seperti ini, maka kita tetap akan jauh dari perubahan kemajuan.
Mental kita adalah hal pertama yang harus kita perbaiki. Pernah ada suatu anekdot yang aku baca sangatlah menggelitik dan mencerminkan mental kita. Anda bisa membayangkan anekdot yang aku baca saat itu. Ada dua gambar bersebelahan, gambar sebelah kiri, seorang ibu dengan menggendong anaknya melakukan rutinitas buang sampah disungai, ada keterangan gambar tersebut dilakukan tiap hari. Nah, gambar sebelah kanannya, terjadi banjir karena sampah yang menumpuk disungai. Dan dalam gambar tersebut, ibu yang menggendong anaknya tadi menyalahkan pemerintah, yang dianggap pemerintah gak peduli banjir, yang dianggap pemerintah tidak kerja dan tanggap musibah dll.
Dari kedua gambar yang saya jelaskan di atas, tentunya anda sudah sadar dan cukup menusuk hati anda ... Mungkin dalam hati anda akan berkata ... Eh iya ya ... Ternyata kita yg salah ...
Begitulah kurang lebih gambaran mental masyarakat indonesia. Itupun jika sadar, mungkin akan berfikir seperti itu, tapi kalo gak sadar, ya pasti hanya akan menganggap gambar tersebut adalah lelucon dan lewat begitu saja. Mental intinya.
Yap ... Mental kitalah yang harus diperbaiki sedari dini. Terlepas dari program presiden revolusi mental atau apalah. Kalo intinya tidak ada kesadaran diri dari masyarakat untuk memperbaiki mentalnya masing masing ya akan sama saja. Selalu saja akan menyalahkan pemerintah tanpa pernah mencari kekurangan diri sendiri dan memperbaikinya. Ibaratnya dari gambar yang aku ceritakan di atas tadi. Kita yg nyebabkan banjir tapi pemerintah yang disalahkan.
Di bidang ekopolsosbudhankampendikkes ... Semuanya bisa berubah dan mengalami kemajuan asal ada niat dari kita untuk merubah mental kita jauh lebih baik dan terarah.
Di bidang ekonomi ... Kenapa dolar perkasa ? Karena kita masih mencintai dolar dan meninggalkan rupiah, transaksi perusahaan di indonesia pun mayoritas menggunakan dolar. Kalo itu terjadi terus menerus, maka akan membuat rupiah semakin terpuruk. Impor bahan pangan juga menyebabkan rupiah loyo. Coba kalau kita mencintai rupiah, semua transaksi menggunakan rupiah. Pasti rupiah akan menguat. Simple kan. Asal mental kita mau untuk melakukan.
Di bidang pendidikan ... Kenapa banyak ijazah palsu ... Karena pendidikan kejujuran tidak pernah kita tanamkan dalam lingkup terkecil dalam keluarga. Anak dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus di sekolah tanpa orang tua memperhatikan kondisi belajarnya. Title pun juga seperti itu. Sistem di indonesia dengan title sarjana seabreg membuat kita tertuntut untuk menambah title dengan potong jalur. Supaya tunjangan kepangkatan diperoleh dan lain sebagainya. Coba kalo kita tanamkan kejujuran sejak dini di lingkungan keluarga dan tidak hanya berorientasi pada nilai angka / predikat / title. Pasti pendidikan di indonesia akan maju. Bukan pada kuantitas, tapi kualitas yang terpenting. Simple kan. Asal mental kita mau untuk melakukan.
Di bidang lainnya pun sama ... Asal mental kita mau untuk melakukan. Itu kuncinya. MENTAL.
Jangan hanya menyalahkan orang lain kalo diri kita tidak mau bergerak untuk berubah.
Jangan hanya berdiam diri menunggu perubahan tanpa ada yang kita kerjakan.
Ingatkah ayat quran ? Bahwa Allah tidak akan mengubah nasib hambaNya kecuali hambaNya mengubah nasibnya sendiri.
Selama kita tidak mau merubah mental kita sebagai masyarakat indonesia, maka selama itu pula Allah tidak akan merubah nasib kita. Selama itu pula tidak akan ada yang mau jadi pemimpin kalo mental masyarakatnya masih buruk. Karena apapun yg dilakukan pemimpin pasti akan selalu disalahkan oleh masyarakatnya dengan mental mental kacangan seperti itu.
Marilah kita saling menasehati ...
Marilah kita adakan perubahan mental diri ...
Revolusi mental tidak akan terwujud tanpa ada kemauan dari diri kita masing masing...
Perubahan kemajuan tidak akan terjadi jika masih menggunakan mental mental tempe ...
Mari kita jadikan Indonesia yang Lebih Baik.
Terima kasih ...